Rumah > Berita > berita industri

Apa kesulitan dalam mendeteksi drone di sistem radar?

2023-11-17

Semua orang tahu bahwa sistem radar sulit mengidentifikasi drone kecil dan drone yang terbang dekat dengan tanah. Lantas, apa saja kesulitan dalam mendeteksi drone?

 

1. Miniaturisasi dan penyembunyian: Banyak drone memiliki volume kecil, sehingga area hamburan radar menjadi kecil dan terbang pada ketinggian rendah, sehingga semakin mengurangi kemungkinan terdeteksi oleh radar. Untuk mendeteksi target, radar harus tetap sejajar dengan drone. Hal ini khususnya menjadi masalah di lingkungan perkotaan, karena drone mungkin hanya muncul di garis pandang sensor selama beberapa detik sebelum menghilang lagi.


2. Bermanuver dan melayang: Kendaraan udara tak berawak dapat melakukan penerbangan manuver cepat dan dapat mengubah arah serta kecepatan penerbangannya kapan saja, sehingga menimbulkan kesulitan dalam deteksi radar. Beberapa mode penerbangan – terutama gerakan melayang dan vertikal – mungkin lebih sulit dideteksi drone untuk sistem deteksi yang menggunakan algoritma pelacakan otomatis.


3. Kebisingan latar belakang yang kompleks: Ketika radar mendeteksi drone, sinyal gema drone perlu dibedakan dari kebisingan latar belakang yang kompleks. Misalnya, drone dapat terbang di lingkungan yang kompleks seperti kota, daerah pegunungan, atau lautan, di mana terdapat banyak sumber gangguan radar, termasuk antena komunikasi, radio dua arah, sistem telemetri, dan bahkan kabel dan lampu LED.


4. Penerapan teknologi siluman: Drone dapat menggunakan berbagai teknologi siluman, seperti material penyerap radar, pelapis siluman, material non-logam, dan material komposit, untuk mengurangi pantulan gelombang radar, menjadikan area pantulan drone pada radar lebih kecil dan sulit dideteksi. Desain dan konstruksi khusus juga dapat digunakan, seperti permukaan miring, untuk menyebarkan gelombang radar alih-alih memantulkannya kembali ke radar, sehingga mengurangi kemungkinan terdeteksi oleh radar. Optimalkan desain mesin dan gunakan lapisan radiasi termal untuk mengurangi efektivitas deteksi sistem deteksi inframerah seperti radar pencitraan termal.


Teknologi siluman di atas dapat digunakan secara individu atau kombinasi untuk meminimalkan risiko deteksi drone. Namun, perlu dicatat bahwa teknologi siluman ini tidak dapat sepenuhnya mencegah deteksi drone, melainkan mengurangi kemungkinan dan efektivitas deteksi.

5. Pelacakan multi target: Di lingkungan medan perang modern, sangat mungkin untuk memiliki beberapa drone secara bersamaan. Radar harus mampu melacak dan membedakan semua target, sehingga memberikan tuntutan tinggi pada kinerja sistem radar. Agar efektif, sistem deteksi sistem anti drone harus memiliki tingkat positif palsu dan negatif palsu yang rendah. Hal ini sulit untuk dicapai.

Elemen pendeteksi C-UAS harus cukup sensitif untuk mendeteksi semua drone di area penggunaan, namun sistem yang terlalu sensitif dapat menghasilkan alarm palsu dalam jumlah besar, sehingga sistem tidak dapat digunakan. Menurut hasil pengujian sistem anti drone, membedakan target sebenarnya di lingkungan yang kompleks memerlukan "tenaga kerja dalam jumlah besar".


6. Keterbatasan biaya dan sumber daya: Meskipun terdapat beberapa teknologi radar canggih yang dapat meningkatkan efektivitas deteksi drone, teknologi ini seringkali mahal dan memerlukan sumber daya komputasi dalam jumlah besar, sehingga tidak kondusif untuk penerapan skala besar. Secara relatif, drone memiliki biaya dan ambang batas yang lebih rendah, serta dapat digunakan secara luas, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi teknologi radar.


Selain itu, sistem radar perlu menggabungkan teknologi lain seperti elektro-optik, inframerah, frekuensi radio, dll. untuk meningkatkan akurasi dan keandalan deteksi drone.


X
We use cookies to offer you a better browsing experience, analyze site traffic and personalize content. By using this site, you agree to our use of cookies. Privacy Policy
Reject Accept